Monday, August 2, 2010

Cegah Kanker Serviks dengan Imunisasi HPV

KANKER  leher rahim atau kanker serviks membunuh satu wanita dalam setiap satu jam. Kanker yang mucul tanpa gejala ini membuat banyak perempuan kurang waspada sehingga penanganan medis baru dilakukan pada stadium yang sudah gawat. Hal inilah yang menyebabkan kanker serviks menjadi momok yang mematikan.
Namun, kini ada kabar gembira bagi kaum perempuan. Dunia kedokteran telah menemukan imunisasi yang dapat mencegah kanker serviks.
Vaksinasi dianggap cara yang paling efektif untuk mencegah inkubasi virus dalam tubuh manusia, termasuk Human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim. Selama ini, kanker leher rahim sulit dideteksi secara dini karena tidak menunjukkan gejala khusus. Biasanya kanker ini baru bisa dideteksi apabila sudah memasuki stadium lanjut. Hal inilah yang menyebabkan kanker leher rahim ini menjadi pembunuh nomor satu bagi kaum perempuan.
Dengan temuan vaksin ini, kanker leher rahim bisa dicegah. Sama seperti imunisasi yang selama ini dikenal, di dalam tubuh vaksinasi yang diberikan melalui suntikan akan membentuk sistem kekebalan tubuh. Ini menjadi pertahanan agar virus HPV tidak masuk ke dalam leher rahim sehingga virus HPV tidak dapat tumbuh dan membesar di dalam tubuh.
Imunisasi HPV akan diberikan pada perempuan usia 12–14 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali berturut-turut di bagian lengan setiap dua bulan sekali. Selanjutnya akan dilakukan pengulangan setelah sepuluh tahun kemudian.
Angka keberhasilan vaksin ini cukup tinggi. Namun sayang, harganya cukup mahal. Hal ini disebabkan karena teknologi rekombinan yang digunakan untuk memproduksi vaksin adalah teknologi biologi molekuler yang masih sangat mahal. Vaksin HPV dapat bekerja secara efektif di dalam tubuh perempuan di semua umur, dengan catatan, perempuan tersebut belum pernah terekspose atau terinfeksi oleh HPV.
Kanker serviks ini biasanya menyerang wanita usia 30–50 tahun yang merupakan puncak usia reproduktif perempuan. Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan, dan seksual.
Faktor-faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks ini antara lain menikah di usia muda, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, kehamilan yang sering, dan penyakit menular seksual.
Kanker serviks terjadi saat sel normal di serviks berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini biasanya memakan waktu 10–15 tahun sampai terjadi kanker. Sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi melalui screening dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.
Namun, biasanya penderita baru memeriksakan diri setelah kanker masuk pada stadium IV, dengan gejala-gejala seperti pendarahan di liang sanggama, timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau, nyeri pinggul, dan tidak bisa buang air kecil.
Selain vaksinasi, kanker serviks bisa dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan rutin pap smear atau inspeksi visual. “Bagi wanita yang sudah menikah, aktif berhubungan seksual, harus rutin melakukan pap smear satu sekali setahun,”


source::  kesehatan

0 comments:

Followers

 

Total Pageviews