Thursday, December 9, 2010

event money can't buy anything

i have a story, i took it long time ago from a site.i forgot the name.it's an Indonesian story. i tried to make it in English. but its different.i cannot feel the touching moment behind the story.
so, for Indonesian blogger,read it carefully.
for international blogger, i gave you the English version. but i can't guarantee the quality of the story:)

INDONESIAN VERSION
Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.
 
Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
 
"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
 
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku  nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"
 
"Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta uang lagi, ya?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Papa masih lembur.  Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.

"Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi.

Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- nggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.

"Tapi Papa..."Kesabaran Rudi habis.

"Papa bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron.

Anak kecil itu pun berbalik menuju, kamarnya.

Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron". Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih."

"Papa, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya, iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja, mama sering bilang kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-.
Duit tabunganku kurang Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Papa," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya

ENGLISH VERSION
As usual Rudi, Branch Head at a leading private company in Jakarta, arrived at his home at 9 pm.Not as usual, Imron, the son of his first new third grade elementary school that opened the door. He seems to have waited long enough.

"Why, have not slept?" Rudi said, kissing his son. Usually Imron was already asleep when he came home and was awake when he would leave to the office the morning.

As he followed his father into the family room, Imron replied, "I'm waiting for Daddy to come home. Because I want to ask how does your salary Papa?"

"Why do you ask Papa's salary? Want to ask for money huh?"

"Ah, no.i just want to know."

"Okay. You can count itself. Every day Papa worked about 10 hours and are paid Rp 400.000, -. And every month an average of 22 working days counted. Saturdays and holiday weeks, sometimes saturday Papa still overtime. So, Papa salary in one month is??do you know how much? "

Imron run to take a paper and a pencil from the desk, while his father took off his shoes and turned on the television.When Rudi moved to the bedroom to change clothes, Imron ran to follow him.
 
"Then one day Dad paid Rp 400,000, - for 10 hours, meaning that one hour Papa paid Rp 40.000, " he said.

"Well, you are a clever boy. Yes, now wash your feet and sleep," Rudi command.

But Imron did not budge. As he watched his father get dressed, Imron again asked, "Daddy, can I borrow 5,000 ?"

"Thats it. Why asking for money at these late night? Papatired. And want to take a bath first. Go to sleep.

"But Papa ..." Rudi's patience runs out.

"Papa said, sleep!" Imron surprising he barked.

The little boy turned toward, his room.
 
After the bath, Rudi seems to regret what he did. He also looked Imron in his bedroom. His beloved child was not sleeping yet. Imron he found was sobbing quietly while holding money 15,000, - in his hand.
 
As he lay down and stroked the head of the little boy, Rudi said, "im sorry, dear, papa loves Imron". why do you asked for money at night? If you want to buy toys, you can buy it tomorrow. Not only Rp 5,000, - papa will give you more than that. "
 
"Papa, I'm not asking for money. I borrow. I'll return when I'm save from my money during the week."
 
"Yes, yes, but what for?" Rudi asked softly.
 
"I waited for Dad from 8. I'm going to ask Dad to play Snakes and ladders. just thirty-minute. mama used to say Papa's time is very valuable. So, I want to change Papa's time. I open my savings, there is Rp 15,000, -. But Papa told me, an hour Papa paid Rp 40.000, -, then half an hour I had to replace Rp 20,000, -.Money savings of approximately Rp 5,000, -. So I want to borrow from Papa, "Imron said innocently.
 
Rudi was silent. He lost for words. The little boy hugged it tightly with a sense of emotion. He had realized, was abundant treasures which he gave over the years, not enough to "buy" children happiness

5 comments:

Shirley said...

haha, great story! i'm touched!


stainsintheuniform.blogspot.com

Lia Waroka Putri said...

oh, so touching =)

Rebecca Clairine said...

really...
touching , :)

xoxo,
Rebecca
http://rebeccaclch.blogspot.com

ulimayang said...

:( kasihan tu anak.. ya sekarang orang tua cenderung ninggalin keluarga demi materi.

mad613 said...

Poor little Imron.. :(

Followers

 

Total Pageviews