Saturday, February 19, 2011

The dangerous of high heels

Para peneliti Inggris mengklaim mereka berhasil mengungkap penyebab perempuan yang kerap mengenakan sepatu hak tinggi merasa kesakitan saat mengenakan sepatu beralas rata.
Pemeriksaan terhadap otot betis para perempuan pengguna sepatu hak tinggi menemukan bahwa serat-serat otot betis memendek rata-rata 13% dibanding mereka yang tidak mengenakan sepatu hak tinggi.
Dalam penelitian yang dimuat dalam The Journal of Experimental Biologi itu juga menemukan bahwa sepatu hak tinggi menyebabkan urat tendon betis cenderung mengeras.
Para ahli mengatakan untuk dampak buruk sepatu hak tinggi dapat dikurangi dengan menggunakan sepatu beralas rata atau melakukan latihan peregangan.
Pimpinan penelitian Profeson Marco Narici dari Universitas Metropolitan Manchester mengatakan pada dekade 1950-an para sekretaris yang mengenakan sepatu hak tinggi mengatakan mereka kesulitan berjalan normal saat tidak mengenakan sepatu hak tinggi.
Namun, saat itu tak seorangpun melihat itu sebagai gangguan pada otot.
Dari sebuah kelompok 80 orang perempuan, tim peneliti memilih 11 orang sukarelawan yang secara reguler mengenakan sepatu dengan hak setinggi 5cm selama dua tahun atau lebih yang merasa tidak nyaman saat berjalan tanpa sepatu hak tingginya.
Hasil scan MRI menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan ukuran otot-otot betis para pengguna hak tinggi dan para perempuan yang tidak mengenakan sepatu hak tinggi.
Namun, hasil scan ultrasonografi mengungkap bahwa serat-serat otot betis para perempuan pengguna sepatu hak tinggi lebih pendek dibanding mereka yang mengenakan sepatu beralas rata.
Betis kaku
Sepatu hak tinggi bisa mempengaruhi otot betis
Saat para perempuan tersebut diminta berbaring di sebuah sofa, para peneliti melihat bahwa sudut hak sepatu itulah yang menjadi penyebab utama memendeknya serat-serat otot betis.
Di bagian akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa otot tendon para pengguna sepatu hak tinggi lebih tebal dan kaku ketimbang mereka yang memilih sepatu beralas rata.
Kondisi ini, kata Profesor Narici, membuat rasa tidak nyaman saat berjalan tanpa sepatu hak tinggi karena otot tendon betis tidak begitu saja bisa meregang.
Meski demikian, Narici berfikir, perempuan tidak akan serta merta meninggalkan sepatu hak tinggi mereka.
“Meski fashion berpotensi membuat ketidaknyamanan namun tak satupun dari para perempuan yang kami teliti berencana meninggalkan sepatu hak tinggi mereka,” kata Narici.
“Kami ingin memberikan nasihat praktis dan saya ingin merekomendasikan agar mereka melakukan sedikit latihan peregangan untuk memerangi perubahan kondisi otot ini,” tambah Narici.
Salah satu tip yang mungkin berguna, ujar Narici, adalah berjinjit di atas tangga dan menggunakan pegangan tangga untuk menjaga keseimbangan. Selanjutnya, mereka menurunkan tumit mereka serendah mungkin sebelum menaikkannya lagi.
Seorang fisioterapis dan juru bicara Komunitas Fisioterapis Berlisensi Sammy Margo mengatakan hasil studi itu mendukung dugaan yang sudah lama ada dalam pikiran para fisioterapis.
“Saran yang bisa kami berikan adalah mengenakan berbagai variasi sepatu agar otot betis tetap bekerja melalui berbagai macam gerakan,” kata Margo.

sorry guys, i forgot where did i get this information.
i will tell you later:(

0 comments:

Followers

 

Total Pageviews